Ular Kobra Jawa Apakah Berbisa

Ular Kobra Jawa Apakah Berbisa

Mengenal Ular Kobra Jawa

Foto: Ular Kobra Jawa (Freepik.com)

Ular kobra Jawa merupakan salah satu ular berbisa tinggi dari family Elapidae.

Jenis ular ini berasal dari genus Naja dan memiliki nama latin Naja sputatrix.

Ciri-ciri kobra Jawa memiliki leher yang dapat memipih seperti sendok saat dirinya terancam.

Maka tak heran jika masyarakat Jawa kerap menyebut jenis kobra ini sebagai ular sendok.

Ciri-ciri kobra Jawa biasanya berwarna hitam kecokelatan dengan panjang mencapai 2 meter.

Hewan berbisa ini juga memiliki bentuk taring proteroglypha (bertaring depan) yang berukuran kecil dengan ujung pendek.

Baca Juga: Ketahui Klasifikasi Filum Coelenterata sebagai Hewan Berongga

Dari taringnya itulah, ular kobra Jawa mampu menyuntikkan bisa hingga masuk ke dalam pembuluh darah lawannya.

Hati-hati, bisa ular kobra Jawa memiliki sifat hemotoksik yang mampu merusak sel darah.

Tak hanya itu, bisa ular kobra jenis ini juga bersifat neurotoksik yang mampu merusak sel saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

Jarak semburan bisanya pun cukup jauh. Jika terkena mata, manusia bahkan bisa mengalami kebutaan dalam sekejap.

Meski sangat berbahaya bagi manusia, keberadaan ular kobra Jawa ternyata juga perlu dilestarikan, lho, Moms.

Terutama bagi para petani, keberadaan satwa ini dapat mengendalikan hama tikus sehingga turut menjaga keseimbangan ekosistem.

Baca Juga: Moms Suka Bunga Krisan? Yuk Ikuti Cara Menanam Bunga Krisan Berikut!

Perbedaan Ular Kobra dan King Kobra

Foto: King Kobra (Pixabay.com/antriksh)

Sekilas, ciri-ciri ular kobra Jawa mirip seperti king kobra yang lehernya memipih seperti sendok.

Selain itu, masih ada sejumlah perbedaan ular kobra Jawa dengan king kobra, di antaranya:

Meski namanya mirip, ular kobra dan king kobra termasuk spesies yang berbeda.

Hal ini termasuk dengan ular kobra Jawa yang berasal dari genus Naja.

Sementara itu, king kobra memiliki genus Ophiophagus.

King kobra menyandang predikat sebagai ular berbisa terpanjang di dunia.

Rata-rata panjang king kobra bisa mencapai 6 meter dengan diameter 10 sentimeter.

Sementara itu, ukuran tubuh ular kobra cenderung lebih kecil dan pendek, berkisar 1,7-2,5 meter.

Bobot king kobra juga cenderung lebih besar, bahkan hampir 2 kali lipat ular kobra.

Berat king kobra bisa mencapai 5-10 kilogram, sementara ular kobra umumnya memiliki berat berkisar 2,5-5 kilogram.

Baca Juga: 10 Contoh Hewan Berkaki Dua serta Gambar dan Penjelasannya

King kobra tak segan memangsa ular lain sebagai makanannya.

Suara.com - Ahli reptil dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) Ganjar Cahyadi membeberkan ciri-ciri ular berbisa setelah ramainya pemberitaan tentang munculnya ular kobra jawa di sejumlah wilayah Tanah Air akhir-akhir ini.

Ganjar, yang juga Kurator Museum Zoologi ITB, mengatakan berbicara tentang ular, sangat diperlukan untuk mengetahui jenis dan perilakunya agar masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi yang tepat.

Dalam siaran pers yang disebar Humas ITB, Selasa (17/12/2019), Ganjar menyampaikan ular berbisa, dapat dikelompokkan pada dua famili yaitu elapidae dan viperidae.

Baca Juga: 4 Fakta Ilmiah tentang Habitat Ular Kobra Jawa yang Teror Depok

Ular yang termasuk elapidae contohnya adalah ular kobra, ular belang (bungarus), dan ular cabai (calliophis intestinalis).

Sementara untuk kelompok viperidae, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecoklatan.

“Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Selain itu dari perilakunya juga dapat terlihat kalau ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang. Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur,” ujarnya.

Ciri lain dari ular berbisa dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ular berbisa lebih mencolok warnanya, misalnya ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warga hitam putih.

Baca Juga: Nekat Disimpan ke Botol, Detik-detik Bocah 8 Tahun Dicatuk Ular Kobra

“Namun khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata,” katanya.

Ganjar menjelaskan bahwa pengetahuan akan ciri ular berbisa sangat penting dalam penanganan korban gigitan ular.

"Jadi, saat korban gigitan dibawa ke dokter, dia akan tahu bahwa telah digigit oleh jenis ular apa. Apakah berbisa atau tidak? Warna serta coraknya, dan lain-lain. Sehingga dapat diaplikasikan obat anti-bisa yang tepat dari jenis ular yang telah menggigit," imbuh dia.

Adapun cara penanganan secara medis pertama bagi orang yang terkena gigitan ular adalah imobilisasi atau meminimalisasi gerakan pada area yang terkena gigitan ular.

“Perlakuannya seperti pada patah tulang, jadi kita memasang kayu yang diikatkan dengan perban di bagian tubuh yang terkena gigitan. Usahakan area yang tergigit tidak bergerak sama sekali untuk mencegah area peredaran bisa dengan cepat. Akan tetapi jangan diikat terlalu kencang. Setelah dilakukan upaya tersebut, barulah dibawa ke fasilitas kesehatan,” tutup dia.

Berbagai jenis ular berbisa dapat dijumpai oleh manusia, tidak terkecuali ular sendok hitam dan ular kobra Jawa yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Namun, mungkin tidak sedikit masyarakat yang menyimpan rasa penasaran mengenai apakah ular sendok hitam dan ular kobra Jawa adalah jenis ular yang sama?

Istilah ular sendok hitam mungkin terdengar lebih familiar dibandingkan dengan ular kobra Jawa. Hal ini dikarenakan, jenis ular tersebut cukup sering di temukan oleh sebagian masyarakat yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia, seperti Pulau Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan.

Tidak hanya itu saja, ular sendok hitam maupun ular kobra Jawa juga ditakuti oleh sebagian besar orang dikarenakan jenis ular ini termasuk yang memiliki bisa. Lantas apakah ular sendok hitam sama dengan kobra Jawa? Temukan jawabannya melalui paparan berikut, ya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ular Kobra Tanjung (0,37 Mg/Kg)

Gigitan kobra tanjung dianggap sebagai keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan segera untuk menghindari kematian. Perawatan standar gigitan ular ini adalah rawat inap, pembersihan lokasi luka, serta intubasi dan ventilasi.

Spesies kobra tanjung adalah hewan endemik Afrika bagian selatan. Ia dapat hidup di berbagai habitat seperti sabana, semak belukar, gurun, dan daerah semi gurun. Kebiasaannya menyambangi rumah manusia menjadikannya salah satu ular paling ditakuti di Afrika.

Mampu Menyemburkan Bisa

Tidak hanya memiliki bisa yang sangat berbahaya, jenis ular yang satu ini juga memiliki kemampuan dalam menyemburkan bisa hingga jarak tertentu. Dikatakan bahwa semburan ular sendok atau kobra dapat berjarak sejauh 2 meter. Meskipun tidak masuk ke dalam tubuh, apabila bisa ular sendok atau kobra mengenai area mata dapat menimbulkan gangguan penglihatan sementara hingga adanya kemungkinan resiko kebutaan.

Wilayah Persebaran

Selain dapat dijumpai di beberapa wilayah Indonesia, ternyata ular sendok atau kobra Jawa juga menyebar di sejumlah negara tetangga. Masih merujuk dari buku yang sama, dikatakan bahwa wilayah persebaran ular sendok atau kobra Jawa dapat ditemukan di Singapura hingga Semenanjung Malaysia.

Nah, itulah tadi rangkuman penjelasan mengenai apakah ular sendok hitam sama dengan kobra Jawa lengkap dengan ciri-ciri ular tersebut. Semoga informasi ini dapat menjawab rasa penasaran dari detikers, ya.

Memiliki pose ikonik menengadah dengan mata menatap tajam, banyak spesies ular kobra diketahui memiliki racun mematikan. Apa saja? Simak uraian ringkas mengenai 10 jenis ular kobra dengan racun paling mematikan berikut!

Dirujuk dari laman A-Z Animals, seluruh spesies kobra tergabung dalam kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Reptil, ordo Squamata, dan famili Elapidae. Saat ini total terdapat 38 spesies kobra yang diketahui, tetapi jumlahnya masih dapat terus bertambah.

Ular yang tergabung dalam family Elapidae ini memburu hewan-hewan seperti tikus, mencit, katak, kodok, kadal, telur, dan ular lain. Biarpun tiap spesies memiliki makanan favorit yang berbeda, rata-rata favorit kobra adalah hewan pengerat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati makanannya 'hanya' hewan-hewan yang 'lemah', beberapa tipe kobra memiliki racun yang sangat mematikan. Lalu, spesies kobra apa saja yang memiliki racun paling mematikan? Baca penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Ular Kobra Bermata Satu (0,47 Mg/Kg)

Kobra bermata satu atau nama Latinnya, Naja kaouthia, dapat ditemukan di banyak negara Asia Tenggara, mulai dari Bangladesh hingga Vietnam. Ular ini memangsa mamalia kecil, amfibi, ular, dan reptil lainnya.

Dengan ukuran rata-rata 1,35 hingga 1,5 meter, Naja kaouthia memiliki racun kuat yang terdiri dari neurotoksin postsinaptik. Usai terkena, korban gigitannya akan mengalami gejala berupa rasa kantuk, muka memerah, hingga pusing dalam waktu 1 sampai 4 jam.

Ular Kobra dengan Racun Paling Mematikan

Dikutip dari Biotech Academy, bisa atau racun ular diukur menggunakan LD 50. Apa itu? LD 50 (singkatan dari Lethal Dose 50%) adalah dosis zat yang membunuh 50% individu dalam suatu kelompok uji.

Pada intinya, semakin sedikit dosis yang dibutuhkan untuk membunuh 50% objek uji coba, misalnya tikus, maka semakin rendah LD 50-nya dan semakin kuat racun atau bisa tersebut.

Misalnya, laba-laba black widow memiliki LD 50 sebesar 4,3 miligram per kilo. Artinya, racun laba-laba ini lebih kuat dibanding bisa ular karpet yang memiliki angka LD 50 sebesar 120 miligram/kg. Namun, hal ini juga berarti, laba-laba black widow menghasilkan jumlah racun yang lebih sedikit per gigitan dibanding si ular.

Lalu, kobra apa saja yang memiliki racun paling mematikan? Dirangkum dari World Atlas dan Owlcation, daftar ular kobra dengan racun paling mematikan adalah sebagai berikut:

Perilaku yang Unik

Meskipun dikenal sebagai hewan berbahaya yang ditakuti oleh umat manusia, ternyata ular sendok atau kobra Jawa memiliki perilaku yang unik. Salah satunya kebiasaan mereka yang kerap menghindari manusia. Alih-alih senang berada di sekitar manusia, ular sendok hitam atau kobra Jawa cenderung pasif. Bahkan mereka termasuk hewan nokturnal yang aktif di malam hari. Hal inilah yang membuat jenis ular ini lebih sering mencari mangsa di waktu malam.

Ular Kobra India (0,29 Mg/Kg)

Biarpun terkenal ganas dan sering menggigit manusia, kobra india sangat dihormati oleh umat Hindu dan bahkan disembah dalam Festival Hindu Nag Panchami. Ular bernama Latin Naja naja ini dapat ditemukan di Bangladesh, Bhutan, India, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

Racun kobra india tersusun atas neurotoksin postsinaptik dan kardiotoksin. Bila digabungkan, racun ini bisa menyerang jantung, paru-paru, sistem saraf, dan sistem muskuloskeletal korbannya. Jika tidak diobati, racun kobra india mengakibatkan kematian sekitar 30%.

Ular Kobra Samar (0,21 Mg/Kg)

Kobra samar adalah spesies ular kobra penyembur (spitting cobra) yang sangat berbisa. Ia berasal dari gugusan Pulau Mindanao dan Visayas Filipina. Dengan tubuh sepanjang 1,4 meter saat dewasa, kobra samar hidup di wilayah dataran tropis hingga hutan pegunungan.

Racun kobra samar bersifat neurotoksik yang juga memiliki sifat sitotoksik. Setelah tergigit, sejumlah gejala akan timbul dengan cepat. Di antaranya adalah pusing, lemah otot, pendarahan berlebihan, serta nekrosis di tempat gigitan.