Hancur Karena Hutang

Hancur Karena Hutang

Thread ini adalah KISAH NYATA TS. Setelah kalian semua baca, mungkin banyak yang menilai bahwa ane adalah orang tolol, idiot dan bego ga ketulungan! Yup....ane ga menyangkal hal itu, bahkan ane sendiri menilai bahwa ane emang tolol, idiot dan bego!! Kenapa..?? Ya, karena ane jatuh kedalam penderitaan oleh karena kesalahan ane sendiri. Cerita ini bukan untuk kalian mengasihani ane, tapi jadikan pengalaman ane untuk kalian supaya tidak terjebak seperti ane. Oke ane mulai awal mula kisahnya. Ane masih ingat betul bahwa bulan itu adalah bulan September 2017, dimana ane seorang pekerja dengan penghasilan minim kurang dari UMR sangat membutuhkan uang dimana ane memang mempunyai hutang sebesar 750ribu saja. Tapi apa daya, saat itu sepeserpun ane tidak punya! Iya sepeser gan, bahkan 100 perak pun beneran gak ada! Nah, tetapi ane hanya mempunyai satu HP Android yang harganya pun kurang dari 900ribu. Ane mencoba browsing pinjaman demi pinjaman tetapi yang keluar hanyalah pinjaman KTA Bank yang jelas sangat tidak mungkin buat ane pinjam disana. Setelah page demi page ane telusuri, maka ane menemukan satu website yang menjelaskan adanya aplikasi dari playstore untuk pinjaman uang yang cukup mudah, katanlah namanya aplikasi PT.Rentenir Satu. Setelah ane install aplikasi untuk meminjam uang di HP ane, semuanya berjalan sangat baik dan cukup hanya selfie + KTP ane bisa dapet pinjaman 700ribu hanya dalam beberapa jam dengan tenor 14 hari gan!! Wow fantastis kan!! Segitu mudahnya pinjam uang, ane kasih rate bintang 5!! Ane sangat bahagia bukan main, serasa ketiban rejeki nomplok, jantung serasa berhenti, tiba-tiba dapet duit direkening ga nyampe satu hari!!! Dari situ ane mulai coba lagi, bahkan ane iseng-iseng nih gan cobain apply pinjaman kredit elektronik seharga 9 juta!!! Dan lagi-lagi gan, ane serasa disamber petir rejeki, aplikasi ane disetujui dan ane diharuskan bayar DP 1 juta! Tapiii...dikarenakan ane ga punya duit 1 juta, ane coba lagi apply pinjaman online yang lain, ane coba pinjam sebesar 1.5 juta dan ane lanjut kerja. Ane cek aplikasi, gak ada status kalau ane disetujui. Menjelang malam, ane belum juga mendapatkan informasi kalau aplikasi ane disetujui atau ditolak. Tapi ane yakin pasti ditolak karena biasanya pinjaman online cuma beberapa jam saja. Lalu, ane coba pinjam ke orang tua ane sebesar 1,5 juta dengan pikiran ane, setelah ane dapet itu elektronik yang ane ajuin, mau ane jual terus bayar orang tua ane, sisanya ya buat modal jualan online lah. Fyi, orang tua ane bukanlah orang kaya, sebenarnya itu uang untuk biaya sehari-hari orang tua ane plus biaya untuk berobat. Bukan karena ane jahat tapi karena ane yakin ane bakal balikin secepatnya. Beberapa jam setelahnya, orang tua ane baru kabarin bahwa mereka mau pinjamkan uangnya, wah bener-bener bulan penuh rejeki pikir ane, duit secara beruntun masuk terus! Lalu, pas orang tua ane bilang bahwa uang udah ditransfer, ane pun cek melalui internet banking, dan apa yang terjadi??? Saldo ane yang harusnya 1,5 juta dari orang tua ane, sekarang ane penuh dengan ketidak percayaan kalau ane melihat angka 3 juta!! Gilaaa, hidup ane minggu lalu dengan ane yang saat ini berubah drastis, ane saat ini punya duit berlimpah, rejeki nomplok ga abis-abis!! Ternyata 1,5 juta selain dari orang tua ane, aplikasi yang ane ajuin tadi siang juga disetujui dengan tenor 30 hari dan sebutlah ini dari pinjaman dari PT. Rentenir Dua. Ane berjalan layaknya bos besar, full pede. Ane kasih DP 1 juta lalu ane bawalah itu elektronik dan ane jual. Ane jual rugi, ane kredit harga 9 juta, ane jual cuma 7,5 juta, biar cepet laku dan kebetulan jatuh tempo cicilan di aplikasi PT.Rentenir Satu udah mau nyampe. Ga perlu nunggu lama, namanya elektronik baru, dijual rugi pasti laku keras, ga sampai sejam ane pasang iklan langsung dilahap itu elektronik ane dan dapatlah ane uang 7,5 juta. Wah banyak bukan maen, bisa kipas-kipas pake duit sembari bau duit! Lalu, ane bayarlah ke orang tua ane sebesar 1,5 juta lalu ke PT.Rentenir Satu sebesar -/+ 800ribuan. Lalu, ane coba ajukan pinjaman lagi yang kedua, dan ga perlu waktu lama gan, cuma semenit langsung disetujui!!! Bahagia bukan maen, duit ane kembali utuh lagi, paling cuma berkurang 150ribuan buat bayar bunganya. Lalu, sisanya ane belikan laptop seharga 2,2 juta untuk membangun bisnis online ane. Ane coba membuat website toko pulsa dan ane coba pasarkan melalui FJB Kaskus juga tapi satupun ga laku gan. Padahal menurut ane, pulsa yang ane jual dibawah harga yang banyak testimonialnya. Hari demi hari ane lewati, ga ada satupun pembeli pulsa, bahkan pekerjaan ane pun terbilang sepi sehingga ane pun ga ada penghasilan sama sekali, sambil puter otak usaha apa yang harus ane jalankan, ane main game dilaptop. Ga terasa hari yang ane lalui, bukan duit yang ane hasilkan tapi ane yang keluarin duit buat nongkrong karena dirumah, ane ga punya meja buat maen laptop, sinyal yang jelek, jadi ane butuh tempat. Ternyata pinjaman PT. Rentenir Satu sudah mau jatuh tempo, lalu ane pikir ah nanti juga bisa pinjam lagi, duit ane utuh lagi dan ane bayarlah terus lanjut pinjam lagi dengan jumlah 1,5 juta dan lagi-lagi, secara instan aplikasi ane disetujui. Makin senang aja ane karena uang yang ane dapet makin bertambah. Hari demi hari ane lalui lagi, tanpa ada pembeli satu pun. Dan lagi-lagi tanggal jatuh tempo dari PT. Rentenir Dua sudah mau jatuh tempo dan cuma berselang 2 hari, pinjaman dari PT. Rentenir Satu pun harus segera dibayar. Lalu ane bayarlah keduanya dan ane coba ajukan pinjaman lagi. Dikarenakan maksimal pinjaman PT. Rentenir Satu hanya 1,5 juta maka ane pinjam dengan nominal yang sama. Tapi, beda dengan PT. Rentenir Dua, ane membayar 1,8 juta dan ane mendapatkan sms bahwa ane layak mendapatkan pinjaman instan langsung disetujui dengan nominal 2 juta. Ane ajukanlah sebesar 2 juta dan cair dihari yang sama dengan tenor 30 hari. Nah, disinilah ane mulai kehabisan uang, bukan karena foya-foya tapi karena bunga dan modal nongkrong, ane mulai kelabakan cari duit. Mulai lagi apply dibeberapa aplikasi, dari beberapa hanya satu yang disetujui dengan pinjaman sebesar 500ribu tenor 14 hari, sebut saja dari PT. Rentenir Tiga. Pekerjaan ane hanya menghasilkan kurang dari 400ribu dalam sebulan dan penjualan pulsa ane tidak satupun terjual. Seperti biasanya, tanggal jatuh tempo dari PT. Rentenir Satu jatuh tempo, dikarenakan ane kekurangan dana, terpaksa ane jual laptop ane dengan harga 2 juta, disitu ane masih beruntung karena tepat dimana tanggal jatuh tempo, laptop ane laku terjual dengan metode COD, ane langsung buru-buru setor ke bank karena didaerah ane belum ada mesin atm setor tunai. Itupun lagi-lagi ane beruntung karena ane datang 3 menit sebelum bank tutup. Akhirnya ane bayarlah tagihan ane. Sebenarnya, ane pribadi udah mulai sadar kalau seperti ini bisa membuat ane jatuh lebih dalam lagi jadi ane usahakan untuk tidak lagi meminjam. Ane fokus dengan pekerjaan ane yang sudah ada, hanya kurang dari 300ribu ane dapatkan diminggu ini, ane syukuri. Tapi keadaan ane ga kunjung pulih, tagihan PT. Rentenir 2 sebesar 2,8 juta dan Rentenir 3 sebesar 600 ribu sudah hampir tiba. Ane cari duit kesana kemari, apply kerja kesana kemari, tidak ada satupun pekerjaan yang diterima. Kalau boleh dibilang, ane memang termasuk orang agak sial dalam mencari kerja, mungkin lebih dari 50x interview satupun ga ada yang terima, bahkan posisi yang ane apply itu sekelas sales engineer!! Jadi jangan bilang ane pemalas, bukan karena malas tapi karena ga ada pekerjaan, padahal ane akui ane ini termasuk orang yang rajin bahkan sangat mendambakan kerja. Beberapa interview ane ga bisa hadir, itupun bukan karena ane malas tapi karena ane ga ada duit sama sekali gan buat ongkos, sedih sih tapi ane tabah, mungkin bukan rejeki ane. Lah kok malah curah kerja, haha... Oke kita balik lagi. Ane coba pinjam ke saudara dan teman, bayangkan gan, satupun ga ada yang bisa bantu ane, bahkan teman yang menurut ane tajir pun ga mau bantu, malah beberapa sengaja ga baca whatsapp ane. Sempet kecewa sih, karena dulu, saat mereka butuh teman, ane pasti datang, entah itu jam berapapun tapi sudahlah ane bukan orang yang pendendam. Nah disinilah awal mula kehancuran hidup ane. Ane coba ajukan pinjaman ke PT. Rentenir Satu sebesar 1,5 juta lagi. Uang tersebut ane pakai buat perpanjang tenor PT. Rentenir 2 sebesar 800ribu, bayar cicilan elektronik sebesar 800ribu dan PT. Rentenir 3 ane gagal bayar. Setiap hari telepon dari PT. Rentenir Tiga tidak ada hentinya, sehari bisa 30x telepon. Ane akui ane takut angkat teleponnya. Setiap hari ane mulai diselimuti ketakutan. Penyesalan pasti ada tapi sudah tidak berguna. Karena ane begitu ketakutan, bahkan ane ga pernah angkat telepon dari siapapun, yang mungkin itu undangan Interview. Tapi ane pikir, meskipun itu undangan Interview, ane ga punya ongkos untuk datang. Hari demi hari berlalu, tagihan dari PT. Rentenir Satu dan Dua mulai jatuh tempo, dan ane pun kembali gagal bayar. Semakin banyak telepon dari penagih yang bahkan sesekali mengeluarkan ancaman. Pada akhirnya, ane merenungkan, instropeksi, ane membayangkan bahwa ternyata penderitaan tidak punya duit itu jauh lebih enak ketimbang ditagih penagih hutang. Ane coba buka aplikasi untuk melihat bunga yang sudah ane dapatkan, ternyata bukan main, satu hari ane terkena denda 2% dari jumlah pinjaman jadi pinjaman ane 1,5 juta, ane terkena denda 30 ribu. Sedangkan ane mempunyai pinjaman lebih dari 1,5 juta!!! Oh iya, ane sudah berkeluarga, 1 istri dan 1 anak berumur 16 bulan tinggal dikontrakan sederhana. Kebetulan istri ane bekerja. Lalu, pada satu hari salah satu penagih menelepon istri saya bahwa saya mempunyai hutang. Akhirnya, ane bertengkar hebat dengan istri ane. Ane akui itu semua salah ane dan ane sungguh tidak bisa berkata-kata karena jujur ane memang salah. Istri ane menangis, rasanya hidup berantakan, gaji istri yang pas-pasan untuk membiayai anak ane, sekarang istri ane berusaha membantu ane. Ane sy

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Kisah Nyata Keluarga Yang Hancur Karena Hutang Kartu Kredit

Memiliki kartu kredit lebih dari satu membuat perasaan Hendro melambung dan ia merasa menjadi orang yang sukses sehingga gaya hidupnya berubah menjadi sangat konsumtif, misalnya dia selalu gonta-ganti handphone keluaran terbaru. Gaya hidup konsumtif Hendro awalnya disebabkan oleh masa kecilnya yang kurang bahagia. Dia merasa minder karena kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan bahkan kekurangan. Hal ini membentuk pribadinya menjadi pribadi yang memprihatinkan, dan ia membulatkan tekadn untuk sukses di kemudian hari. "Saya punya prinsip saya harus berhasil. Paling ga saya harus pintar, itu orang sudah memandang," ungkap Hendro.

Setelah lulus kuliah Hendro merantau untuk mencari kerja di Jakarta. Buah dari kegigihannya, Hendro diterima bekerja menjadi seorang auditor di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. "Waktu  itu senangnya luar biasa dengan gaji yang seperti itu. Paling ga bisa punya baju yang agak mendingan dan bisa makan yang lebih enak yang saya sukai," katanya.

Sejak menjalani kehidupan di Jakarta itulah, Hendro mulai jatuh dalam penggunaan kartu kredit yang tak terkendali. Dia berpikir bahwa kartu kredit itu adalah uang miliknya. "Misalkan saya punya 5 kartu kredit dengan limit masing-masing 10 juta berarti saya memiliki uang  50 juta. Dan 50 juta ini bisa dipakai untuk apa saja. Ya udah saya gesek-gesek seakan-akan itu uang saya."

Bahkan hal itu terus berlanjut ketika Hendro berkenalan dan berpacaran dengan Erliani, calon istrinya. Hendro sering menelepon Erliani diluar jam kerja dengan handphonenya sehingga dia harus mengeluarkan biaya telepon antara 3 sampai 4 juta per bulan.

Hubungan Hendro dan Erliani pun menjadi semakin dekat hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah, namun Hendro selalu berusaha merahasiakan hutang-hutang kartu kreditnya kepada istrinya. Bahkan Hendro semakin sering mengunakan kartu-kartu kreditnya untuk kebutuhan pernikahannya. "Saya memang minta banyak ke dia untuk booking rumah makan, hotel, sewa baju pengantin dan yang lain-lain. Waktu itu sangat mudah untuk minta ke dia," ungkap Erliana.

Awal pernikahan Hendro dan Erliani terasa manis di saat mereka berdua menempati rumah baru yang dibeli sebagai hadiah pernikahan mereka. Rumah itu memang masih kosong sehingga hari pertama mereka harus tidur di bawah karena belum ada tempat tidur. Hari berikutnya mereka mulai membeli tempat tidur dan perkakas-perkakas yang lain. Semuanya dibayar dengan kartu kredit Hendro.

Hendro seperti menumpuk bara di dalam keluarganya dengan merahasiakan hutang kartu kredit kepada istrinya. Hingga sampai suatu waktu istri Hendro mulai mencurigai perangai Hendro. Pada awal pernikahan dia baru menyadari bahwa suaminya ternyata agak pelit untuk memenuhi kebutuhannya sebagai wanita namun untuk kebutuhan rumah tangga tidak. "Jadi setiap kali jalan ke toko, saya ingat, kalau saya baru pegang suatu benda, dia udah langsung bilang: 'jangan pegang, ga ada duit'." Padahal Erliani tahu suaminya ada uang, dia merasa kebutuhannya sebagai perempuan tidak terpenuhi. Hendro selalu menganggap bahwa permintaan  istrinya sebagai sebuah ancaman dan menimbulkan ketakutan dalam hidupnya.

Pertengkaran-pertengkaran pun sering terjadi dalam keluarga Hendro. Namun Hendro tetap berusaha menyimpan dengan rapi segala jerat hutang kartu kreditnya di hadapan istrinya. "Saya adalah wanita yang sangat mudah berkata cerai kepada suami, setiap kali berantem saya gampang bilang saya mau pulang, mau pisah saja sekalipun sudah punya anak. Saya adalah seorang wanita yang emosional, histeris, terus mudah mengambil keputusan tanpa berpikir sedangkan suami saya seorang yang terlalu sabar jadi saya banyak menindas suami saya justru." Suatu kali karena Hendro tidak mengijinkan istrinya keluar dari rumah, istrinya pernah mau bunuh diri dengan sebuah pisau tetapi Hendro berhasil merebut pisau tersebut.

Semakin lama Hendro menyimpan rahasia kartu kreditnya, itu membuat hatinya diliputi ketakutan dan kegelisahan karena dia takut tidak bisa membayar tagihan-tagihannya yang semakin bertambah, kurang lebih 40 sampai 50 juta. Hingga suatu hari, tanpa diduga oleh Hendro, rahasia yang selama ini disimpannya rapat-rapat mulai tercium oleh istrinya. Istrinya marah-marah karena merasa tertipu, tidak dianggap sebagai istri dan minta untuk bercerai.

Malam itu pernikahan Hendro dan Erliani seperti ada di ujung tanduk kehancuran. Namun tanpa mereka duga, sebuah pertolongan pun datang dari sepasang suami istri yang mengetahui pertengkaran mereka. Mereka datang sekitar jam setengah sebelas malam. Pada malam itu Hendro dan Erliani didoakan dan diingatkan kembali akan janji pernikahan mereka untuk sehati menghadapi setiap masalah yang muncul dalam pernikahan mereka, tanpa harus mengucapkan kata cerai. "Waktu itu, saya ingat, teman saya bilang kesepakatan. Dia berbicara tentang kesepakatan antara suami dan istri. Jadi ada kuasa dalam kesepakatan suami dan istri, apapun masalahnya, sebesar apapun masalahnya kalau suami istri berdoa sepakat minta kepada Tuhan, Tuhan jawab," kenang Erliani.

Sejak malam itu, pemulihan dari Tuhan datang dan menyadarkan kebodohan Hendro juga keegoisan Erliani hingga akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bersatu menyerahkan segala masalah hutang-hutang mereka kepada Tuhan. Dan perlahan namun pasti, pertolongan Tuhan pun datang memulihkan kondisi keuangan mereka. Beberapa bulan kemudian, tiba-tiba ada telepon dari sebuah bank memberitahukan bahwa mereka mendapatkan potongan 30% dan entah bagaimana mereka bulan itu mereka dapat uang dari THR dan bonus untuk membayar hutang-hutang tersebut. "Tuhan campur tangan dalam masalah ini sangat cepat, dalam setahun selesai semua hutang-hutangnya.",

Pemulihan dari segala hutang kartu kredit yang dikerjakan Tuhan dalam keluarga Hendro berlangsung sangat cepat. Bahkan tidak hanya sampai di situ saja, Tuhan memulihkan keluarga Hendro menjadi semakin harmonis.

"Buat saya sekarang setelah lepas dari hutang-hutang, merdeka dan saya mulai menikmati hidup saya dan saya sudah mulai merasa inilah hidup." ungkap Erliani.

"Saya bersyukur sekali sama Tuhan Yesus karena dengan pertolongan Dia, istri saya dipulihkan, saya dipulihkan, keluarga kami dipulihkan. Saya bisa merasakan menjadi orang yang benar-benar bebas dari hutang di saat keluaraga kami mengangkat tangan, Tuhan benar-benar turun tangan saat itu juga." tambah Hendro menutup kesaksiannya.

Hendro Pranoto dan Erliana

Sumber : V091211073911

TRIBUNMANADO.CO.ID - Curhat seorang pria yang menyesal akibat hobi judi online kini kehilangan segalanya, mendadak viral di media sosial.

Judi online tak hanya menyisakan hutang namun juga penyesalan yang begitu mendalam.

Itulah yabng dirasakan oleh pemilik akun TikTok @papaexel.

Akibat gila judi online, pria muda tersebut kini menyesal kehilangan semua yang berharga dalam hidupnya.

Tak hanya kehilangan pekerjaan, pria tersebut juga harus kehilangan istri dan anaknya sekaligus.

Curhat penyesalan pria tersebut pun langsung viral di media sosial.

Dalam keterangan yang dituliskan, pria itu dulunya bekerja sebagai supervisor.

Namun ia harus kehilangan pekerjaan itu dan juga keluarganya karena judi.

"Dulu saya Spv disalah satu perusahaan kerja dan gaji sudah sangat cukup bagi saya" tulisnya.

Namun pekerjaan pria itu hilang karena Judi Online.

"Tapi semua itu hilang setelah saya Hobi main JUDI ONLINE"

Tak hanya pekerjaan yang hilang, ia pun harus kehilangan istri dan anaknya karena judi online.

"Karena JUDI saya kehilangan semuanya, termasuk keluarga kecil saya dan utang saya diMana-mana" tulisnya kembali.

Bahkan pria itu sempat berfikir untuk mengakhiri hidup karena depresi.

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.